OPINI - Dalam hidup, ada satu pelajaran penting yang selalu berlaku: berani mengambil risiko. Seperti yang pernah dikatakan oleh Paulo Coelho, "Tak ada yang bisa menggantikan pengalaman." Pengalaman adalah guru paling berharga dalam hidup kita, dan hanya dengan keberanian untuk mengambil risiko, kita bisa belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Begini, bang! Saat masyarakat, terutama mereka yang sebetulnya sadar, malah diam ketika potensi dirinya mandek, itu sama aja kayak ngerantai diri sendiri. Lumpuh sebagai masyarakat, lumpuh sebagai anggota keluarga, lumpuh juga sebagai manusia. Nah, di sinilah pentingnya dua kata ajaib: berani dan sadar. Dua kata itu bukan sekadar omong kosong, tapi harus jadi perhiasan hidup kita sehari-hari.
Berani itu bukan cuma soal ngelawan atau bikin rusuh, tapi tentang gimana kita siap menghadapi ketidakpastian. Ambil contoh Noam Chomsky, orang tua yang udah berpolitik sejak usia 9 tahun. Dia tuh udah nulis soal perang saudara di Spanyol, bro! Dari kecil udah berani ngomong tentang hal-hal yang nggak semua orang paham. Ini artinya, keberanian itu nggak melulu soal fisik, tapi soal pikiran dan kata-kata juga.
Setiap pengalaman yang kita lalui, baik buruk ataupun baik, itu punya nilai. Dari sanalah kebijaksanaan terbentuk. Kita harus takzimi kebijaksanaan yang datang dari pengalaman. Kalau cuma nunggu hidup yang aman-aman aja, kapan kita bakal paham apa itu hidup yang sebenarnya?
Jadi, jangan takut ambil langkah. Kadang-kadang kita harus jalanin risiko biar bisa belajar. Gak usah ragu, kalo kita jatuh, ya bangun lagi. Karena pada akhirnya, hanya mereka yang berani dan sadar yang bakal punya hidup yang penuh makna.
Baca juga:
Nagari TV, TVnya Nagari!
|
Mesuji, Otak Udang_13 Oktober 2024
Udin Komarudin
Penggiat Buruh